Selasa, 01 Maret 2016

Pengembangan Wisata Alam (Bab I)

#Share #Tugas
Menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan studi kasus Curug Lawe yang berada di Kawasan Gunung Ungaran di Semarang.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Pariwisata kini menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat jaman sekarang, dan bagi pemerintah kini sektor pariwisata menjadi salah satu yang diunggulkan dan banyak dimunculkan di berbagai tempat berpotensial wisata, karena bila ditinjau dari keuntungan pengadaan pariwisata, salah satu keuntungannya adalah dengan jalan pariwisata perekonomian daerah hingga pusat mengalami peningkatan secara signifikan. Hal yang membuat pariwisata kini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat adalah, dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah tingkatan untuk dapat memenuhi kebutuhan juga semakin bertambah yang bertolak belakang dengan kondisi lapangan serba terbatas, sehingga menimbulkan ketegangan bagi masyarakat untuk masing – masing menuntut diri agar dapat memenuhi kebutuhannya.
Dengan begitu, masyarakat memerlukan tempat wisata untuk tempat beristirahat sekaligus tempat untuk mencerahkan pikiran mereka kembali. Tentu saja pengadaan suatu pariwisata tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian setempat, dan untuk me-refresh pikiran pengunjung saja, namun suatu tempat pariwisata sebaiknya dapat memberikan nilai – nilai yang dapat menjadi pengalaman baru bagi pengunjung untuk dibawa pulang dan sedikit banyak dapat mempengaruhi kualitas hidup pengunjung. Nilai – nilai yang ingin disampaikan kepada pengunjung diantaranya adalah nilai sosial – budaya masyarakat yang masih berpegang teguh terhadap idealisme, kesederhanaan, tidak berfikir untuk kepentingan
Individu semata, serta dengan bangga melestarikan sejarah dan potensi seni – budaya yang dimiliki oleh warga daerah suatu tempat pariwisata. Keindahan alam yang ditawarkan juga sebagai cerminan untuk selalu bersyukur, dan memiliki rasa cinta tanah air sehingga akan memiliki keinginan untuk senantiasa menjaga segala bentuk kekayaan yang dimiliki. Sehingga tempat pariwisata yang dibutuhkan dan dapat memberikan nilai – nilai yang baik kepada pengunjung adalah tempat wisata dengan konsep Kawasan Seni Wisata Nostalgia.
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibukota di Kota Ungaran. Letak Kabupaten Semarang berada pada jalur yang dilewati dalam Poros Jogja – Solo – Semarang, sehingga mempunyai nilai lebih dalam menarik para wisatawan. Berdasarkan pada Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kabupaten Semarang tahun 2008 – 2013, disebutkan bahwa potensi wisata untuk wilayah Kabupaten Semarang adalah potensi wisata alam dan wisata budaya. Terdapat 22 obyek wisata di beberapa titik wilayah Kabupaten Semarang, di antaranya adalah Kolam Renang The Fountain, Hills Joglo Villa, Air Terjun Curug Lawe, curug Benowo, Air Terjun Semirang, Candi Gedongsongo, Palagan Ambarawa, Curug 7 Bidadari, Perkebunan Bunga Krisan, Taman Ria Langen Tirto Muncul, Umbul Sidomukti, Kolam Renang Rawai Permai, Goa Maria Kerep Ambarawa, Bukit Cinta, Kampung Kopi Banaran, Kopeng, Taman Rekreasi Kopeng, Pasar Kriya, Museum Kereta Api, Curug Kembar Bolodewo, Pemandian Muncul, Arrowhead, Wana Wisata Penggaron. Potensi sumber daya alam Kabupaten Semarang sangat menunjang kelangsungan hidup dan pertumbuhan kepariwisataan daerah.
Permasalahannya adalah masih banyak wilayah di Kabupaten Semarang yang belum terolah dan dikembangkan secara maksimal, yang apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik akan dapat menambah pendapatan ekonomi daerah melalui pariwisata, juga menjadi alternatif obyek wisata lain di Kabupaten Semarang, sekaligus mendukung tagline “Visit Jawa Tengah”.
Salah satu daerah yang belum terolah adalah Curug Lawe dan Curug Benowo, Desa kalisidi, Ungaran. Daerah tersebut memiliki banyak potensi yang apabila diberi pembinaan, pengarahan, serta pengelolaan dari pemerintah dan stakeholder, akan memunculkan daerah wisata baru yang secara otomatis memberikan dampak peningkatan kesejahteraan ekonomi pada masyarakat daerah desa terkait.
Curug Lawe dan Curug Benowo menjadi hulu Kali Banjir Kanal Barat atau Kali Garang di kota Semarang. Namun, tak banyak pembangunan infrastruktur, kondisi ini justru dimanfaatkan wisatawan untuk bisa lebih dekat dengan alam. Di mata kaki Gunung Ungaran bagian barat, dua obyek wisata alam hadir dan memanjakan mata. Baik Curug Benowo dan Lawe bertempat di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Perlu waktu satu jam perjalanan dari Kota Semarang untuk melihat keindahan alam ini. Tempat wisata ini tergolong mudah ditemukan.
Obyek wisata ini masih belum dibangun infrastruktur sesuai dengan Rencana Sistem dan Fungsi Perwilayahan Pembangunan di Kabupaten Semarang, dalam Satuan Wilayah Pengembangan 2. Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) pada daerah ini dipusatkan pada perdagangan dan jasa agribisnis, serta fasilitas umum. Belum terdapat fasilitas yang memadai seperti tempat makan dan lainnya. Para pemwisata harus mempersiapkan bekal dan peralatan yang memadai sebelum pergi ke tempat wisata ini. Jarak Curug Lawe-Benowo dari pintu masuk sangat jauh, dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tidak ada tumpangan, dan Anda harus masuk berjalan kaki menyusuri hutan. Ya, hutan yang penuh dengan semak belukar, pepohonan, jalan yang naik-turun bebatuan. Kira-kira satu hingga dua jam perjalanan dari pintu masuk jika jalan anda cepat. Prasarana berupa Jalan sebagai akses masuk ke curug lawu dan surug benowo masih sangat minim.. Lebar jalan yang kurang dari satu meter mengharuskan anda untuk hati-hati, lantaran di sekeliling jalan ada jurang yang menanti. Meski begitu, jalur itu aman untuk dilalui.
Setelah jalur itu selesai, Anda akan melewati jalan di atas bukit yang terbuat dari Baja yang di bawahnya dilapisi dengan kayu. Jalur itu kerap digunakan wisatawan untuk berfoto. Setelah jalur itu, Anda harus bersiap karena jalur yang dilalui banyak bebatuan, berkelok dan panjang. Anda juga melewati beberapa sungai dalam perjalanan naik turun gunung itu. Di balik gunung terdapat pemandangan luar biasa dari air terjun yang ada. Baik Curug Lawe maupun Curug Benowo menawarkan panorama luar biasa, yang semuanya membuat Anda akan berlama-lama di sana.
Bagi wisatawan, curug itu adalah tempat yang dituju. Setelah sampai di Curug Benowo, ternyata (Kompas.com) tidak sendirian. Ada ratusan warga yang mengantre melihat dua surga tersembunyi di bilik gunung Ungaran itu. Ketika sampai di Curug Benowo, pemandangan akan terasa beda. Corak air tejun mengalir dari atas tebing setinggi kurang lebih 30 meter. Air yang meluncur ke bawah terlihat begitu indah, karena cucuran air terselip di tengah tebing lain yang sama-sama menjulang tinggi.
Sementara menuju Curug Benowo, kondisi lebih alami. Rimbunnya pepohonan memaksa sinar matahari tertahan di atas pohon. Kondisi di sekitar Curug Lawe seperti fajar, tapi sangat ramai wisatawan. Corak air tejun terlihat lebih lebar dan mencucur deras dari atas tebing. Beberapa mata air juga mencucur deras di tebing sekitarnya. Arus air terjun lebih lebat dari Curug Benowo. Meski akses ke tempat ini masih kurang memadai, namun curug lawe dan curug benowo sudah memiliki banyak penggemar. Dengan sedikit perencanaan dan pengelolaan yang baik, serta strategi pemasaran yang tepat. Curug Lawe dan Curug Benowo ini akan menjadi destinasi wisata yang sangat menjanjikan.

1.2    Rumusan Masalah
Dalam perkembangan dunia pariwisata sekarang ini, jenis pariwisata di Indonesia yang sedang digemari adalah pariwisata yang berbasis lingkungan atau alam. Objek wisata alam Curug Lawe merupakan salah satu objek wisata alam yang menarik. Hal tersebut dapat dilihat melalui keindahan panorama alamnya yang asri. Meskipun objek wisata ini banyak dikunjungi wisatawan tetapi memiliki fasilitas yang kurang optimal sehingga diperlukan penataan dan pengemasan fasilitas wisata yang lebih variatif sehingga bisa memberikan kepuasan bagi wisatawan yang berkunjung.
Pengembangan sebuah kawasan wisata Curug Lawe memerlukan upaya-upaya yang nyata untuk menjawab semua permasalahan yang timbul. Adapun permasalahan yang dirumuskan, adalah sebagai berikut:
1.       Bagaimana kondisi Curug Lawe saat ini?
2.       Sumber daya dan potensi alam apa yang dimiliki objek wisata Curug Lawe?
3.       Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang objek wisata Curug Lawe?

4.    Bagaimana konsep pengembangan yang tepat untuk diterapkan dalam meningkatkan jumlah pengunjung objek wisata Curug Lawe?


1.3    Tujuan dan Sasaran
1.3.1           Tujuan
Menentukan konsep perencanaan dan perancangan untuk mengembangkan objek wisata Curug Lawe agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung dengan cara menggali dan menampilkan potensi alam serta melengkapi sarana dan prasarana sebagai atraksi daya tarik tanpa merusak kelestarian lingkungan.
1.3.2           Sasaran
Menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) guna perencanaan Curug Lawe yang berada di Kawasan Gunung Ungaran di Semarang.

1.4    Metode Pembahasan
1.4.1           Metode SWOT
Banyak faktor yang mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata. Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi minat maupun permintaan kunjungan wisatawan ke Curug Lawe dan Curug Benowo dengan Pendekatan SWOT.
Pendekatan SWOT digunakan sebagai metode dalam penelitian ini karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan pendekatan yang lain yaitu dengan Analisis SWOT maka dapat diketahui situasi objek wisata dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan faktor internal yang berpengaruh pada objek wisata, yaitu menganalisis peluang dan kekuatan yang dimiliki untuk menentukan rencana masa depan dan mengatasi kelemahan dan ancaman dengan cara rencana perbaikan.
Menurut Freddy Rangkuti(2005), Analisis SWOT merupakan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalisir kelemahan (weknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,tujuan,strategi, dan kebijakan perusahaan. Beberapa penelitian pernah dilakukan di beberapa daerah wisata menggunakan SWOT antara lain penelitian yang dilakukan oleh Dodi Widiyanto,et.al (2008) di Desa Wisata Ketingan, Penelitian oleh Moch. Prihatna Sobari, et.al(2006) di Wisata Bahari Pantai Kalianda Resort, Kabupaten Lampung Selatan, Dewi Ayu Maharani (2009) di objek wisata Umbul Sidomukti, Kabupaten Semarang, penelitian yang dilakukan oleh Jay W Pao (2004) di Macao, serta penelitian yang dilakukan oleh Marina Iijina dan Linda Scrdiene(2004) di Latvia. Namun belum ada penelitian yang pernah dilakukan di Curug Lawe dan Curug Benowo. Strategi pengembangan lebih lanjut untuk menarik wisatawan berekreasi ke Curug Lawe dan Curug Benowo mutlak diperlukan dalam rangka pengembangan sektor pariwisata di Jawa Tengah.



1.5    Sistematika Pembahasan

BAB 1. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang projek, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, dan sistematika pembahasan.

BAB II. Tinjauan Pustaka
Berisi tentang tinjauan pustaka tentang pengantar pariwisata secara umum kemudian focus pada wisata alam berupa air terjun. Terdapat pula dasar hokum pengembangan wisata alam air tentun dengan dua studi kasus di Indonesia.

BAB III. Gambaran Umum Objek Wisata
Berisi tentang gambaran umum lokasi yang ditinjau secara makro ke mikro yaitu dari Kabupaten Semarang, Kecamatan Ungaran Barat, Desa Kalisidi, dan Objek Wisata Curug Lawe dan Benowo.

BAB IV. Analisis Pengembangan Objek Wisata
Berisi tentang analisis terhadap pengembangan objek wisata alam Curug Lawed an Benowo menggunakan analisis SWOT.

BAB V. Konsep Pengembangan Objek Wisata
Berisi tentang konsep pengembangan objek wisata alam Curug Lawe dengan siteplan terlampir.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar