Selasa, 01 Maret 2016

Penelitian Arsitektur - Rumah Susun


#Share #Tugas
By the way ini perbaikan penelitian yang sebelumnya sudah saya posting dengan pembahasan Evaluasi Pasca Huni. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan mengingat metode penelitian yang saya gunakan berubah dari yang semula penelitian kualitatif menjadi penelitian kuantitatif. Semoga bermanfaat :)



PENGARUH RUMAH SUSUN TERHADAP
PERTUMBUHAN SARANA DAN PRASARANA KOTA 
(Studi Kasus: Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah) 
Disusun untuk memenuhi tugas besar Mata Kuliah Metodologi Riset Arsitektur



DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
1.2.       Rumusan Masalah
1.3.       Tujuan dan Sasaran Penelitian
1.4.       Sasaran Penelitian
1.5.       Batasan Penelitian
1.6.       Ruang Lingkup Penelitian
1.7.       Manfaat Penelitian
1.8.       Sistematika Penelitian

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA
2.1        Pengertian Rumah Susun
2.2        Perkembangan Rumah Susun Sederhana
2.3        Kondisi Eksisting Rumah Susun Pekunden Semarang Tengah
2.4        Teori Perencanaan Sarana Dan Prasarana Kota
2.5        Teori Dan Dasar Hukum
2.5.1     Hierarki Rencana Tata Ruang Kota
2.6        Kerangka Teoritik
2.7        Hipotesis
2.8        Penelitian Tentang Rusun, Sarana Dan Prasarana
2.8.1     Pengaruh Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Lima Puluh Kota, Alex Oxtavianus
2.8.2     Sistem Informasi Pengolahan Data Sarana Dan Prasarana Wilayah Kota Cirebon
2.8.3     Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Pada Rusunawa Mranggen (GEMAWANG 3)

BAB III METODE PENELITIAN
3.1       Metode Pendekatan
3.2       Rancangan Kegiatan Penelitian
3.2.1    Tujuan dan Hipotesis
3.2.2    Kerangka Dasar Penelitian
3.2.3    Metode Pengambilan Sampel
3.2.4    Metode Pengumpulan Data
3.3       Metode Analisis
3.3.1    Analisis Statistik Deskriptif
3.3.2    Analisis Statistik Korelasi Sederhana Pearson dan Regresi Linier Sederhana
3.4       Teknik Penyajian Data Dan Informasi

DAFTAR PUSTAKA




BAB I PENDAHULUAN


Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian Perumahan Rakyat. Pembangunan Rusunawa di seluruh Indonesia  masuk  kedalam  salah  satu  program  pemerintah  pusat  yang  di kenal dengan nama “Program Seribu Tower”. Program ini merupakan salah satu kebijakan strategis yang dianggap tepat karena melihat pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup pesat pertahunnya. Diketahui rata – rata pertumbuhan  penduduk  Indonesia  adalah  2,5  %  per-tahun  maka  sampai tahun 2025 menurut ahli demografi jumlah penduduk Indonesia akan mencapai dua kalilipat dari jumlah sekarang. Karena itu diperlukan suatu perencanaan jangka panjang kedepan untuk mengantasipasi kebutuhan penduduk akan permukiman atau hunian.
Alasan utama pembangunan rumah susun adalah efesiensi pemanfaatan lahan untuk menghasilkan pola hunian yang lebih teratur dan baik (Kisnarini, 2009).Maka alasan pentingnya pengadaan perumahan secara vertikal adalah keterbatasan lahan di perkotaan, pelaksanaan lebih efisien, terawatnya lingkungan, penyusunan yang lebih praktis serta penyediaan sarana prasarana lingkungan yang efisien.
Keseriusan Pemerintah akan pentingnya rumah susun diwujudkan dengan adanya Undang-undang No. 16 Tahun 1985, tentang Rumah Susun, yang dilanjutkan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1988, tentang Rumah Susun. Pembangunan rumah susun berlandaskan pada asas kesejahteraan umum, keadilan dan pemerataan, serta keserasiandan keseimbangan dalam perikehidupan.
Pada titik yang telah direncanakan Pemerintah untuk membangun rumah susun tersebut dapat membentuk sebuah kebutuhan penghuni akan fungsi luar bangunan sebagai kegiatan pendukung. Seiring dengan meningkatnya jumlah penghuni pada suatu rumah susun, maka kawasan itu merupakan kawasan berkembang yang harus memanfaatkan  struktur fisik suatu lingkungan berupa fungsi primer, sekunder, tersier, dan seterusnya. Fungsi utama dalam suatu space merupakan fungsi dasar sebagai hasil  perancangan, namun  karena  dalam  pelayanannya mempunyai efek negatif dan dapat dimanfaatkan oleh fungsi lain, sehingga muncul fungsi sekunder dari space tersebut. Pengenalan terhadap fungsi primer dan fungsi laten perlu dilakukan, karena fungsi tersebut harus berjalan dengan baik, apabila tidak berjalan dengan baik maka space akan dapat berubah fungsi atau menjadi space yang tidak berguna (lost space).
Untuk mendapatkan fungsi yang efektif terhadap suatu lingkungan adalah adanya perbedaan area, masing- masing mempunyai perbedaan fasilitas satu sama lain yang saling menunjang. Pembentukan fungsi merupakan tujuan dari pembangunan yang dilakukan sebagai pemenuhan kebutuhan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, standar dan panduan  perencanaan  merupakan  alat  untuk  menetralisir  terwujudnya massa dan ruang agar aktivitas manusia dapat berlangsung.
Sarana dan prasarana sebagai fasilitas yang membantu bergerak dari ruang satu ke ruang yang lain harus bersifat teratur dalam pelaksanaannya dan dapat menunjang kebutuhan penduduk. Pada kawasan Semarang Tengah terdapat Rumah Susun Pekunden dengan tipe unit untuk kalangan menengah ke bawah. Rumah Susun ini tergolong memiliki tipe unit yang terbesar dibanding rumah susun di Semarang lainnya, yaitu terdapat tipe 27, 54, dan 81 dengan biaya sewa Rp 40.000,00 – Rp 210.000,00 setiap bulannya. Setiap penghuni rumah susun tersebut tentu melakukan aktivitas keluar-masuk setiap hari. Jika pemerintah menempatkan rumah susun tersebut untuk ditinggali penduduk maka perlu direncanakan pula sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas mereka. Pemilihan jenis fasilitas ini yang menjadi hal penting untuk menciptakan sirkulasi yang tepat dan hemat serta aktivitas kota yang teratur.
Sebagian besar Penduduk Indonesia khususnya Semarang memilih untuk memiliki kendaraan pribadi dengan alasan lebih efisien dalam biaya dan waktu. Tentunya hal ini menjadi PR bagi pemerintah karena prasarana transportasi umum yang tersedia secara tidak langsung dapat dikatakan belum memenuhi kebutuhan penduduk. Sarana dan prasarana yang ada tidak dapat termanfaatkan dengan baik dan jika dibiarkan seiring waktu dapat mati dan timbul kelangkaan. Tidak menutup kemungkinan bahwa sarpras yang telah terabaikan tersebut memang sepantasnya perlu diganti karena perkembangan jaman. Permasalahan di atas itulah yang membutuhkan suatu kajian lebih mendalam mengenai titik di kawasan yang terdapat / diadakannya pembangunan Rumah Susun untuk pengidentifikasian kegiatan untuk perencanaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada era globalisasi ini.

Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:
a.       Sarana dan prasarana apa sajakah yang telah tersedia di daerah Rusunawa Pekunden?
b.      Bagaimana kondisi eksisting sarana dan prasarana daerah Rusunawa Pekunden?
c.      Bagaimana respon penghuni rumah susun terhadap sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang aktivitas bekerja dan belajar mereka?
d.      Sarana dan prasarana apa sajakah yang sedang dalam tahap pembangunan dan perencanaan di daerah itu?
e.       Apakah benar ada pengaruh dan bagaiamana pengaruh adanya rumah susun terhadap pertumbuhan sarana dan prasarana di Kota Semarang Tengah dan seberapa besarkah pengaruhnya?

Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  membuktikan kebenaran adanya pengaruh dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan adanya rumah susun terhadap pertumbuhan sarana dan prasarana di Kota Semarang Tengah, sehingga dapat diketahui jenis-jenis fasilitas dengan resolusi besarannya yang diperlukan. Pada lingkup yang lebih besar, perencanaan sarana dan prasara yang tepat ini memiliki potensi dan aset yang sangat besar terhadap perkembangan Kota Semarang yang teratur karena dapat mengendalikan jumlah kendaraan pribadi.

Untuk  mencapai  tujuan  penelitian  maka  perlu  dicapai  sasaran-sasaran seperti diuraikan di bawah ini:
a.       Identifikasi sarana dan prasarana apa sajakah yang telah tersedia di daerah Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah,
b.      Identifikasi kondisi sarpras eksisting di daerah Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah,
c.       Identifikasi karakteristik rumah susun melalui pengamatan lapangan dan studi pustaka,
d.      Analisis pertumbuhkembangan sarana dan prasarana yang terjadi dengan adanya rumah susun.
e.       Analisis pengaruh adanya rumah susun terhadap pertumbuhkembangan sarana dan prasarana melalui pengamatan lapangan dan teori-teori yang terkait.

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1.      Rumah susun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah.
2.      Lokus Penelitian membahas analisis sarana dan prasarana yang terdapat di sekitar kawasan Rusunawa Pekunden dengan batasan khusus di Semarang Tengah.

Ruang lingkup penelitian meliputi ruang lingkup wilayah, aspek-penelitian dan substansinya. Penelitian ini dilakukan pada rumah susun sederhana dengan mengambil lokasi studi pada Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah. Rusunawa ini merupakan rumah susun dengan retribusi terbesar pada Dinas Tata Kota dan Perumahan Semarang.
Substansi  keilmuan  yang akan  digunakan  untuk  membantu  mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh fungsi rumah susun terhadap pertumbuhkembangan sarana dan prasarana adalah  teori  mengenai tujuan pembangunan rumah susun, konsep pemilihan dan penyebaran sarana dan prasarana kota, sirkulasi kota serta dukungan dari teori Arsitektur dan Perilaku Manusia.

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi referensi dan pedoman dalam melakukan penelitian yang sama di waktu yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi dalam perkembangan Ilmu Arsitektur, khususnya terhadap teori-teori pengaruh pembangunan terhadap pertumbuhan sarana dan prasarana.
Konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis yang dapat digunakan dan diterapkan oleh praktisi dan perencana sarana dan prasarana diwaktu yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan kepada pemerintah dalam memantapkan program pengembangan sarana dan prasarana di Indonesia.


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan, sasaran, batasan, ruang lingkup, manfaat, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menguraikan tentang pengertian rumah susun, perkembangan rumah susun sederhana, teori perencanaan sarana dan prasarana kota, teori-teori dan dasar hukum yang terkait dengan penelitian, dan beberapa penelitian terdahulu yang melatarbelakangi peneltian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang desain studi, metode pengumpulan data, deinisi operasional, indikator variabel, metode-metode analisis, pendekatan model, dan hipotesis.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar