#Share #Tugas
By the way ini perbaikan penelitian yang sebelumnya sudah saya posting dengan pembahasan Evaluasi Pasca Huni. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan mengingat metode penelitian yang saya gunakan berubah dari yang semula penelitian kualitatif menjadi penelitian kuantitatif. Semoga bermanfaat :)
PENGARUH RUMAH SUSUN TERHADAP
PERTUMBUHAN SARANA DAN PRASARANA KOTA
(Studi Kasus: Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah)
Disusun untuk memenuhi tugas besar Mata Kuliah Metodologi Riset Arsitektur
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian
1.4. Sasaran Penelitian
1.5. Batasan Penelitian
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
1.7. Manfaat Penelitian
1.8. Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rumah Susun
2.2 Perkembangan Rumah Susun Sederhana
2.3 Kondisi Eksisting Rumah Susun Pekunden Semarang Tengah
2.4 Teori Perencanaan Sarana Dan Prasarana Kota
2.5 Teori Dan Dasar Hukum
2.5.1 Hierarki Rencana Tata Ruang Kota
2.6 Kerangka Teoritik
2.7 Hipotesis
2.8 Penelitian Tentang Rusun, Sarana Dan Prasarana
2.8.1 Pengaruh Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Lima Puluh Kota, Alex Oxtavianus
2.8.2 Sistem Informasi Pengolahan Data Sarana Dan Prasarana Wilayah Kota Cirebon
2.8.3 Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Pada Rusunawa Mranggen (GEMAWANG 3)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pendekatan
3.2 Rancangan Kegiatan Penelitian
3.2.1 Tujuan dan Hipotesis
3.2.2 Kerangka Dasar Penelitian
3.2.3 Metode Pengambilan Sampel
3.2.4 Metode Pengumpulan Data
3.3 Metode Analisis
3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif
3.3.2 Analisis Statistik Korelasi Sederhana Pearson dan Regresi Linier Sederhana
3.4 Teknik Penyajian Data Dan Informasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Pengembangan
Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah
tepatnya Kementerian Perumahan Rakyat. Pembangunan Rusunawa di seluruh
Indonesia masuk kedalam
salah satu program
pemerintah pusat yang
di kenal dengan nama “Program Seribu Tower”. Program ini merupakan salah
satu kebijakan strategis yang dianggap tepat karena melihat pertumbuhan
penduduk Indonesia yang cukup pesat pertahunnya. Diketahui rata – rata
pertumbuhan penduduk Indonesia
adalah 2,5 %
per-tahun maka sampai tahun 2025 menurut ahli demografi
jumlah penduduk Indonesia akan mencapai dua kalilipat dari jumlah sekarang.
Karena itu diperlukan suatu perencanaan jangka panjang kedepan untuk
mengantasipasi kebutuhan penduduk akan permukiman atau hunian.
Alasan
utama pembangunan rumah susun adalah efesiensi pemanfaatan lahan untuk menghasilkan
pola hunian yang lebih teratur dan baik (Kisnarini, 2009).Maka alasan pentingnya
pengadaan perumahan secara vertikal adalah keterbatasan lahan di perkotaan,
pelaksanaan lebih efisien, terawatnya lingkungan, penyusunan yang lebih praktis
serta penyediaan sarana prasarana lingkungan yang efisien.
Keseriusan
Pemerintah akan pentingnya rumah susun diwujudkan dengan adanya Undang-undang No. 16
Tahun 1985, tentang Rumah Susun, yang dilanjutkan dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1988, tentang Rumah Susun. Pembangunan rumah
susun berlandaskan pada asas kesejahteraan umum, keadilan dan pemerataan, serta
keserasiandan keseimbangan dalam perikehidupan.
Pada
titik yang telah direncanakan Pemerintah untuk membangun rumah susun tersebut
dapat membentuk sebuah kebutuhan penghuni akan fungsi luar bangunan sebagai
kegiatan pendukung. Seiring dengan meningkatnya jumlah penghuni pada suatu
rumah susun, maka kawasan itu merupakan kawasan berkembang yang harus memanfaatkan struktur fisik suatu lingkungan berupa fungsi
primer, sekunder, tersier, dan seterusnya. Fungsi utama dalam suatu space
merupakan fungsi dasar sebagai hasil
perancangan, namun karena dalam
pelayanannya mempunyai efek negatif dan dapat dimanfaatkan oleh fungsi
lain, sehingga muncul fungsi sekunder dari space tersebut. Pengenalan terhadap
fungsi primer dan fungsi laten perlu dilakukan, karena fungsi tersebut harus
berjalan dengan baik, apabila tidak berjalan dengan baik maka space akan dapat
berubah fungsi atau menjadi space yang tidak berguna (lost space).
Untuk
mendapatkan fungsi yang efektif terhadap suatu lingkungan adalah adanya
perbedaan area, masing- masing mempunyai perbedaan fasilitas satu sama lain
yang saling menunjang. Pembentukan fungsi merupakan tujuan dari pembangunan
yang dilakukan sebagai pemenuhan kebutuhan terhadap kegiatan yang dilakukan
oleh manusia, standar dan panduan
perencanaan merupakan alat
untuk menetralisir terwujudnya massa dan ruang agar aktivitas
manusia dapat berlangsung.
Sarana
dan prasarana sebagai fasilitas yang membantu bergerak dari ruang satu ke ruang
yang lain harus bersifat teratur dalam pelaksanaannya dan dapat menunjang
kebutuhan penduduk. Pada kawasan Semarang Tengah terdapat Rumah Susun Pekunden
dengan tipe unit untuk kalangan menengah ke bawah. Rumah Susun ini tergolong
memiliki tipe unit yang terbesar dibanding rumah susun di Semarang lainnya,
yaitu terdapat tipe 27, 54, dan 81 dengan biaya sewa Rp 40.000,00 – Rp
210.000,00 setiap bulannya. Setiap penghuni rumah susun tersebut tentu
melakukan aktivitas keluar-masuk setiap hari. Jika pemerintah menempatkan rumah
susun tersebut untuk ditinggali penduduk maka perlu direncanakan pula sarana
dan prasarana untuk menunjang aktivitas mereka. Pemilihan jenis fasilitas ini
yang menjadi hal penting untuk menciptakan sirkulasi yang tepat dan hemat serta
aktivitas kota yang teratur.
Sebagian
besar Penduduk Indonesia khususnya Semarang memilih untuk memiliki kendaraan
pribadi dengan alasan lebih efisien dalam biaya dan waktu. Tentunya hal ini
menjadi PR bagi pemerintah karena prasarana transportasi umum yang tersedia secara
tidak langsung dapat dikatakan belum memenuhi kebutuhan penduduk. Sarana dan
prasarana yang ada tidak dapat termanfaatkan dengan baik dan jika dibiarkan seiring
waktu dapat mati dan timbul kelangkaan. Tidak menutup kemungkinan bahwa sarpras
yang telah terabaikan tersebut memang sepantasnya perlu diganti karena
perkembangan jaman. Permasalahan di atas itulah yang membutuhkan suatu kajian
lebih mendalam mengenai titik di kawasan yang terdapat / diadakannya
pembangunan Rumah Susun untuk pengidentifikasian kegiatan untuk perencanaan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada era globalisasi ini.
Adapun
yang menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:
a. Sarana
dan prasarana apa sajakah yang telah tersedia di daerah Rusunawa Pekunden?
b. Bagaimana
kondisi eksisting sarana dan prasarana daerah Rusunawa Pekunden?
c. Bagaimana
respon penghuni rumah susun terhadap sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang
aktivitas bekerja dan belajar mereka?
d. Sarana
dan prasarana apa sajakah yang sedang dalam tahap pembangunan dan perencanaan
di daerah itu?
e. Apakah
benar ada pengaruh dan bagaiamana pengaruh adanya rumah susun terhadap
pertumbuhan sarana dan prasarana di Kota Semarang Tengah dan seberapa besarkah
pengaruhnya?
Tujuan penelitian
ini adalah untuk membuktikan
kebenaran adanya pengaruh dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan adanya rumah
susun terhadap pertumbuhan sarana dan prasarana di Kota Semarang Tengah,
sehingga dapat diketahui jenis-jenis fasilitas dengan resolusi besarannya yang
diperlukan. Pada lingkup yang lebih besar, perencanaan sarana dan prasara yang
tepat ini memiliki potensi dan aset yang sangat besar terhadap perkembangan
Kota Semarang yang teratur karena dapat mengendalikan jumlah kendaraan pribadi.
Untuk mencapai
tujuan penelitian maka
perlu dicapai sasaran-sasaran seperti diuraikan di bawah
ini:
a. Identifikasi
sarana dan prasarana apa sajakah yang telah tersedia di daerah Rusunawa
Pekunden, Semarang Tengah,
b. Identifikasi
kondisi sarpras eksisting di daerah Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah,
c. Identifikasi
karakteristik rumah susun melalui pengamatan lapangan dan studi pustaka,
d. Analisis
pertumbuhkembangan sarana dan prasarana yang terjadi dengan adanya rumah susun.
e. Analisis
pengaruh adanya rumah susun terhadap pertumbuhkembangan sarana dan prasarana
melalui pengamatan lapangan dan teori-teori yang terkait.
Penelitian ini dibatasi
pada hal-hal sebagai berikut :
1. Rumah
susun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Rusunawa Pekunden,
Semarang Tengah.
2. Lokus
Penelitian membahas analisis sarana dan prasarana yang terdapat di sekitar
kawasan Rusunawa Pekunden dengan batasan khusus di Semarang Tengah.
Ruang
lingkup penelitian meliputi ruang lingkup wilayah, aspek-penelitian dan
substansinya. Penelitian ini dilakukan pada rumah susun sederhana dengan
mengambil lokasi studi pada Rusunawa Pekunden, Semarang Tengah. Rusunawa ini
merupakan rumah susun dengan retribusi terbesar pada Dinas Tata Kota dan
Perumahan Semarang.
Substansi keilmuan
yang akan digunakan untuk
membantu mengidentifikasi dan
menganalisis pengaruh fungsi rumah susun terhadap pertumbuhkembangan sarana dan
prasarana adalah teori mengenai tujuan pembangunan rumah susun, konsep
pemilihan dan penyebaran sarana dan prasarana kota, sirkulasi kota serta
dukungan dari teori Arsitektur dan Perilaku Manusia.
Manfaat penelitian ini
secara teoritis diharapkan dapat menjadi referensi dan pedoman dalam melakukan
penelitian yang sama di waktu yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan
memberikan kontribusi dalam perkembangan Ilmu Arsitektur, khususnya terhadap
teori-teori pengaruh pembangunan terhadap pertumbuhan sarana dan prasarana.
Konsep yang dihasilkan
dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis yang dapat digunakan
dan diterapkan oleh praktisi dan perencana sarana dan prasarana diwaktu yang
akan datang. Penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan kepada pemerintah
dalam memantapkan program pengembangan sarana dan prasarana di Indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
Bab
ini berisi uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan,
sasaran, batasan, ruang lingkup, manfaat, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam
bab ini menguraikan tentang pengertian rumah susun, perkembangan rumah susun
sederhana, teori perencanaan sarana dan prasarana kota, teori-teori dan dasar
hukum yang terkait dengan penelitian, dan beberapa penelitian terdahulu yang
melatarbelakangi peneltian ini.
BAB III METODE
PENELITIAN
Bab
ini berisi uraian tentang desain studi, metode pengumpulan data,
deinisi operasional, indikator variabel, metode-metode analisis, pendekatan
model, dan hipotesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar